Thursday, June 18, 2009

Crazy for Elizabeth

No matter how strong you defy me
Someday you'll be looking for me

Take my hand. You'll dance with me
Whenever I want and to the music that I like

Sudah hampir 1minggu kalimat ini nyangkut diotak. 1minggu juga kuhabiskan dengan ngubek-ngubek blog orang, cari tau di tante wiki mengenai Elizabeth dan segala sumber yang bisa memberikan informasi. Beginilah nasib orang yang jatuh cinta dengan budaya serta seni orang lain namun terhambat bahasa hikkss...

Kalimat diatas diucapkan oleh Kematian (Death) kepada Elizabeth setelah sekian kali Elizabeth menolak mengikuti Kematian yang jatuh cinta padanya. Adegan ini merupakan adegan favorit saya, dalam adegan ini Kematian menunjukan kepada Elizabeth bahwa ia tidak akan bisa menghindari dirinya, karena pada akhirnya ia tidak akan bisa menghindari kematian. Sedangkan Elizabeth dengan tegasnya menolak untuk bergabung bersama Kematian.

Berkali-kali Kematian hampir mendapatkan Elizabeth namun berkali-kali pula Elizabeth berhasil keluar dari lubang keputusasaannya. Pada saat Kematian habis kesabaran untuk membujuk Elizabeth agar bergabung bersamanya ia mengambil putrinya yang baru berusia 2 tahun. Namun tekad Elizabeth sungguh keras, ia menolak menyerah terhadap kematian hingga ketika putra kesayangannya memutuskan bunuh diri bersama istrinya ia memohon kepada Kematian untuk mengambil nyawanya. Namun pada saat itu Kematian menolak untuk memenuhi permintaanya.

Bagiku Mizu Natsuki berhasil menampilkan sang Kematian yang kejam,ambisius dan arogan namun tidak berdaya untuk memaksa Elizabeth mengikutinya, sedangkan Shirahane Yuri yang memerankan Elizabeth juga tak kalah sempurna dengan suaranya yang jernih dan aktingnya yang memukau. Walaupun akhirnya Kematian berhasil mendapatkan Elizabeth pada saat ia di bunuh oleh Luigi Lucheni.

Menonton drama Elizabeth membuatku berpikir hidup dalam keluarga kerajaan tidak seindah yang dilihat, bukan seperti cerita-cerita happy ending layaknya cinderella yang berhasil mendapatkan pangeran berkuda putihnya. Hidup dalam keluarga kerajaan berarti sederet peraturan yang harus ditaati, kebebasan yang sudah tidak mungkin kita dapatkan seperti sebelumnya serta tekanan-tekanan dari berbagai pihak yang akan terus mengikuti kita.

Sedangkan apabila kita berbicara mengenai kematian, semua orang pada akhirnya akan dijemput oleh kematian, hanya waktu dan caranya saja yang mungkin berbeda-beda. Kematian akan menghampiri apabila kita terjebak dalam situasi rumit yang membuat kita depresi dan biasanya membuat kita menjadi tidak bisa berpikir panjang. Semua tergantung langkah apa yang akan kita ambil.

No comments:

Post a Comment