Thursday, July 9, 2009

Dua Sisi Koin

Ada yang mengatakan dalam menyikapi masalah lelaki cenderung menggunakan logikanya sedangkan wanita lebih mengandalkan perasaan, walaupun hal ini tidak sepenuhya benar tapi jika melihat lingkungan kita hal ini memang sering terjadi. Aku seringkali berbeda pendapat dengan sahabatku hingga terkadang aku dicap keras kepala, namun biasanya perdebatan kita tidak akan meruncing hingga mengakibatkan perang dunia. Bagiku, setiap orang berhak berpendapat dan memiliki hak penuh untuk memiliki pemikiran sendiri. (belum ada UU dilarang mikir kan?) Bagiku hal yang paling penting dalam menjalin suatu hubungan adalah jangan pernah memaksakan pemikiran kita pada orang lain, boleh saja kita memberikan pendapat tapi yang harus diingat adalah adanya batasan yang jangan sampai kita langgar.

Setiap permasalahan harus selalu dilihat dari kedua belah sisi, tidak ada gunanya kalau kita selalu berdebat mengenai salah satu sisi. koin yang kita tunjukan pada lawan bicara kita pasti akan berbeda dengan yang kita lihat dari sisi sebelahnya. Begitu pula dengan semua masalah yang kita hadapi sehari-hari. Seringkali kita berselisih paham dengan teman, sahabat, maupun keluarga hanya karena masalah kecil. Terkadang koin tersebut harus kita terawang melalu hati (mank duit diterawang). Manusia memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, dan yang pasti setiap manusia yang ada di muka bumi ini memiliki sikap dan sifat yang berbeda-beda. Walaupun ia kembar identik pasti ada yang berbeda. (didapat dari salah satu situs. tenang saja bukan situs xxx)

Dulu aku pernah bergulat dalam dunia marketing, lantas apa yang ku cari dengan menekuni bidang tersebut? yang pasti adalah pengalaman karena marketing itu luas, kita harus bisa mempelajari sikap-sikap orang yang berbeda-beda. Pertama kali terjun kedunia tersebut kalimat "gile mor, bego banget u" sering kudengar dari teman-teman terdekatku. Secara penghasilan yang didapat jauh berbeda dengan pekerjaan sebelumnya. Menekuni bidang marketing harus berani menerima resiko diomelin klien dan sebagainya.

Dalam pemikiranku, Marketing itu harus mencari untung setinggi-tingginya karena sistem komisi yang dibagikan dihitung berdasarkan keuntungan yang diterima perusahaan. Permasalahannya adalah pola pikir ini berbeda dengan kakak laki-laki tertuaku, pada mulanya aku tidak bisa mengerti pemikiran kakaku. Ia bergerak dalam bidang percetakan yang ia jalankan sendiri. Seandainya aku yang menjadi sales, yang akan kulakukan adalah menjual dengan harga tinggi (selagi bisa getok, getok dulu. prinsip dulu pada saat jadi marketing hahaha) namun ia berbeda, harga yang ia berikan pada customer tidaklah tinggi, untung yang diambil juga tidak terlalu tinggi. Padahal pamanku bisa menjual dengan keuntungan 100% sehingga terkadang aku sempat berpikir ada masalah dengan otaknya hahahha. Terakhir aku membahas masalah ini dengan dirinya (uda gak tahan). Pada saat itu ia menjelaskan sebuah sisi yang selama ini tidak pernah terlihat olehku. well, setidaknya sekarang aku sudah tidak mempermasalahkannya.

Hanya saja, jangan dikarenakan perbedaan pendapat kita terhadap suatu masalah menjadikan hubungan kita merenggang. Apapun yang kita lakukan, walaupun itu mungkin adalah niat baik kita seringkali disalah artikan oleh orang lain. Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi bukan. Setiap manusia memiliki kebebasan berpendapat, selama hal itu tidak merugikan orang lain why not?. sebelum kita menyalahkan orang lain, alangkah baiknya bila kita memandang dari sudut pandangnya.

1 comment: